Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Anak Bocah yang Suka Memilih-Milih 



Anak Bocah yang Suka Memilih-Milih 

0Gu Xiaoran menutup pintu kamar mandi dan menanggalkan piyamanya. Melalui cermin, Gu Xiaoran dapat melihat badannya yang penuh dengan memar merah dan ungu di seluruh kulitnya yang putih bagaikan salju.     
0

Sialan, aku tahu pasti akan begini. Umpat Gu Xiaoran.      

Kemarin, si bajingan itu menyiksa Gu Xiaoran dengan brutal. Hanya saja tidak menyiksanya sampai mati. Sampai fajar tiba, Mo Qing baru melepaskannya.     

Meskipun ada bekas ciuman di sekujur tubuhnya, tetapi bekas ciuman tersebut terlihat bersih.     

Gu Xiaoran samar-samar ingat bahwa dirinya belum mengenakan pakaian ketika terbangun di tengah malam. Dilihat dari kondisi ini, mungkin Mo Qing yang membersihkan tubuhnya dan membantunya mengenakan pakaian sebelum dia pergi.      

Gu Xiaoran benar-benar merasa sangat malu.      

Jika Mo Qing tidak membantunya membersihkan bekas ciuman tersebut dan sampai dilihat oleh Gu Tianlei hari ini, Gu Xiaoran benar-benar ingin pergi mati!     

Gu Xiaoran dengan cepat membersihkan dirinya dan mengganti pakaian yang menutupi seluruh bagian tubuhnya supaya tidak menunjukkan bekas ciuman tersebut.      

Setelah itu Gu Xiaoran pergi ke dapur untuk memasak dua mangkok mie dan hendak memanggil Gu Tianlei untuk makan mie sebelum tidur.     

Gu Tianlei malah turun dari lantai atas dengan ekspresi lelah. Dia sedang menjawab panggilan telepon di tangannya, "Aku sudah tahu!"     

"Ada apa?"     

"Aku harus pergi sekarang!"     

Gu Tianlei sebenarnya harus merekam audio yang penting kemarin malam. Namun karena Gu Xiaoran tiba-tiba menghilang dan tidak bisa dihubungi, Gu Tianlei meninggalkan semua orang dan pergi untuk mencarinya.     

Sebentar lagi Gu Tianlei akan menyelenggarakan konser. Setelah dia membuat kekacauan ini, semua rencana krunya langsung berantakan.      

Manajer Gu Tianlei telah menelepon Gu Tianlei sepanjang malam, namun Gu Tianlei tidak mengangkat panggilan tersebut. Sekarang dia sudah melihat sendiri kondisi Gu Xiaoran baik-baik saja, sehingga dia pun pergi untuk membereskan kekacauan yang telah dilakukan.     

"Kamu terlihat sangat ngantuk, apakah kamu tidak ingin tidur dulu sebentar?"     

"Tidak!"     

"Kalau begitu kamu juga harus makan terlebih dahulu. Makan semangkuk mie tidak akan menghabiskan waktu yang terlalu banyak."     

Kemudian Gu Tianlei melihat jam tangannya dan duduk di kursi.     

Gu Tianlei mulai mengomel ketika dia menggunakan sumpit untuk mengambil mie tersebut, "Ini bukan spageti!"     

Gu Xiaoran menggerakkan sudut mulutnya. Awalnya dia merasa terharu karena Gu Tianlei telah mencarinya semalaman, tetapi tidak lama kemudian, Gu Tianlei malah menjadi seorang bocah yang memilih-milih lagi.      

"Aku telah pergi ke Kota Yan selama dua hari, bagaimana mungkin di rumah masih tersisa bahan makanan lain." Gu Xiaoran memasukkan telur mata sapi yang baru saja digorengnya ke dalam mangkuk Gu Tianlei.     

Ketika Gu Tianlei melihat telur goreng, dia tidak mengomel lagi dan dengan tenang makan semangkuk mie tersebut.     

tersebut, namun dia menghabiskan mie tersebut dalam dua atau tiga kali suapan saja.      

Saat melihat tindakan Gu Tianlei yang seperti orang kelaparan, Gu Xiaoran mendorong mie yang belum dia makan ke depan Gu Tianlei, "Makanlah semangkuk lagi."     

"Bagaimana denganmu?" Gu Tianlei sangat suka dengan telur mata sapi. Ketika melihat telur mata sapi yang ada di atas mie, dia selalu merasa tergoda.     

"Aku akan memasak semangkuk lagi."     

Gu Tianlei segera mengambil telur mata sapi tersebut dan menggigitnya.     

Gu Xiaoran memandang Gu Tianlei yang sedang makan mie dengan rambut yang berantakan. Dia merasa bahwa dirinya seperti ibunya Gu Tianlei.      

Setelah Gu Tianlei selesai makan mie, dia tidak langsung membiarkan mangkuknya yang kosong begitu saja seperti dulu, melainkan menunggu Gu Xiaoran selesai makan dan sekalian mengambil mangkoknya lalu membawanya ke dapur untuk dicuci.     

Gu Xiaoran mengikuti Gu Tianlei ke dapur, "Biar aku saja yang mencuci mangkuknya."     

"Aku yang cuci saja!" Gu Tianlei merebut wastafel tersebut.      

"Kamu tidak pernah mencuci piring sebelumnya." Gu Xiaoran sedikit terkejut. Apakah sikapnya sudah berubah baik?     

"Jangan banyak ngomel!" Gu Tianlei melirik Gu Xiaoran sekilas. Dia ingin tinggal bersama dengan Gu Xiaoran. Kedepannya, dia tidak hanya akan membantu Gu Xiaoran mencuci piring, dia juga akan belajar melakukan lebih banyak hal dan belajar untuk bagaimana mencintai Gu Xiaoran.      

Gu Xiaoran mengerutkan alisnya. "Dasar anak bocah, kamu telah menjadi artis, tetapi mengapa emosimu masih begitu besar?"     

"Siapa yang bilang seorang artis harus memiliki temperamen yang baik?" Gu Tianlei mengerucutkan bibirnya dengan tidak senang.     

"Gu Tianlei, kamu yang memilih jalan ini sendiri. Sekarang kamu adalah publik figur. Jika kamu tidak mengubah emosimu, bagaimana kamu bisa membuat penggemarmu menyukaimu di masa depan?"     

"Bising sekali, siapa yang ingin disukai oleh mereka!" Wajah Gu Tianlei mulai cemberut.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.